Nyicipin Steak di Holycow Steakhouse

Steak Holycow Prime Sirloin
Steak Holycow Prime Sirloin

Steak Holycow adalah Restoran steak dengan rasa yang premium. Menu utama restoran ini adalah steak dari daging sapi premium.

Dimana makan siang enak di Jakarta guys? Jawabannya ada banyak. Suatu hari saya diminta temenin boss meeting di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta. Pas makan siang, sebenarnya sudah disediain sama panitia meetingnya. Cuma Boss bilang makanannya kurang OK, terus beliau ngajakin makan steak. Saya sih oke saja, hawong ditraktir je!

Kami sampai rela berjalan kaki menyusuri trotoar, lalu sampailah kami di outlet Holycow Steakhouse by Chef Afif. Bener kan tulisannya?

Restoran Holycow

Kami masuk, disambutlah dengan tempat dengan design interior yang apik dan rapih. Lampu dibuat berwarna kekuningan, menjadikan suasana hangat dan nyaman terasa hadir di tempat ini. Kanan kiri ada gambar logo holycow dan menu steak yang menggugah selera itu.

Di meja sudah ada daftar menu. Karena ditraktir saya kok jadi ndak enak hati kalau milih yang mahal. Saya kepincut sama Steak Holycow Prime Sirloin. Harganya IDR 97K. Saya pilih yang welldone, sebenarnya saya suka yang medium, cuma yang lain kok suka yang welldone, yasudah ikut saja.

Saosnya saya pilih barbeque, belakangan saya ketahui pilihan ini sangat tepat. Lalu untuk kentang saya pilih yang goreng. Saya nggak suka sama yang dihalusin gitu. Kurang kerasa nggigit. Selesai sudah pesanan saya dicatat sama Mas-mas Holycownya.

Oiya kenapa saya pilih sirloin? Menurut pengalaman saya, sirloin itu ada kaya lemaknya gitu. Dan saya suka lemak. Hehehe. Entah itu lemak apa bukan, tapi mirip-mirip lemak gitulah rasanya.

Selanjutnya saya menunggu. Enggak butuh waktu lama, pesanan saya datang. Sama Masnya ditaruh di meja beserta saos barbeque yang saya pesan tadi. Masnya mengonfirmasi apakah pesanan saya sudah sesuai. Saya jawab yap.

Beliau tanya lagi, apakah tingkat kematangannya sesuai dengan yang pesan (Well done), saya iyain aja. Lha saya masih kagum sama steak yang baru keluar dari pemanggangan ini. Sayang juga kalau mau nyolek, hawong belum difoto juga untuk konten Blog.

Setelah Masnya pergi dan saya sudah selesai memfoto, baru saya cicipi. Pertama tanpa saos barbeque dulu. Diiris, empuk tapi memang kaya berurat gitu. Duh nggak salah pilih ini. Setelah itu dimasukin ke mulut, rasanya Ya Allah enak banget!

Nah dipinggirnya ternyata benar ada kaya semacam lemak gitu. Ini bagian akhir saja. Samalah kaya makan ayam goreng kulitnya terakhir. Hehehe.

Saya tambahkan saos barbequenya sedikit dan ternyata benar tambah enak. Ada rasa manisnya dan ada rasa asamnya sedikit. Ya gitulah sama kaya rasa saos barbeque lainnya. Kemudian Saya tambah saos sambal supaya ada rasa pedes-pedesnya. Rasanya makin nikmat.

Oiya di awal saya bilang kan, kenapa saya akhirnya bersyukur memilih barbeque, ya karena saya ndak doyan saos lainnya apalagi saos lada hitam. Padahal kata temen saya yang doyan rasanya enak. Hehehe.

Pengalaman makan steak holycow mungkin tidak terlupakan. Kami bersyurkur bisa menikmati kuliner-kuliner enak yang tersebar di Bumi. Tapi tetap saja lidah saya seringnya kangen sama makanan khas Tuban macam Nasi Pecel Daun Jati.

Mungkin Holycow mau mengadopsi menu Steak Holycow bungkus daun jati? Hehe

Seru kali, steak yang biasanya dibungkus aluminium foil, lalu dibungkus dengan Daun Jati dari Tuban. Pas dibuka aroma daun jati dan aroma steak daging yang khas jadi satu. Hmmmm.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *