Candi Prambanan, Ini Wahana dan Harga Tiketnya

Candi Prambanan

Candi Prambanan terkenal dengan legenda Nyi Roro Jonggrang yang meminta Bandung Bondowoso membuatkannya seribu candi sebagai syarat untuk melamar dirinya. Legenda ini sudah akrab di telinga saya sejak saya duduk di bangku MI.

Beberapa waktu lalu, saya ada keperluan ke Yogyakarta. Saya melakukan perjalanan darat dari Tuban menuju ke Yogyakarta. Perjalanan saya tempuh kurang lebih tujuh jam.

Saya tiba di Sleman Yogyakarta pukul 18.00 WIB. Tepat sesaat sebelum Adzan Magrib berkumandang. Perjalanan saya lancar, namun saya cukup shock culture ketika turun dari pintu tol Solo dan menuju jalan arteri Solo – Yogyakarta. Ternyata macet banget.

Setelah sampai Yogyakarta, saya menginap di Homestay Omah Koelon. Rumahnya nyaman dan sangat tenang. Saya beruntung bisa menginap di sana. Ketia malam di Omah Koelon inilah saya terpikir untuk mampir ke Candi Prambanan. Waktu tempuhnya hanya sekitar 10 Menit dari Omah Koelon.

Candi Prambanan

Saya sampai di tempat parkir Candi Prambanan pukul 08.00 WIB. Masih sepi, cari tempat parkir pun masih mudah. Tempat parkirnya sangat luas, sepertinya tidak ada masalah dengan tempat parkir.

Saya sampai di sana saat hujan rintik-rintik. Saya sudah bersiap membawa payung. Anak-anak saya sudah siap dengan topi pikniknya. Mereka terlihat sangat antusias.

Bacaan Lainnya

Selanjutnya, saya ke loket pembelian tiket. Saya berempat, untuk anak yang pertama usia 7 tahun cuma bayar Rp25.000 sedangkan anak saya yang kedua usia 2 tahun gratis, lalu untuk dewasa harganya Rp50.000.

Tidak pakai lama, setelah selesai mendapatkan tiket, kami langsung menuju ke pintu masuk. Di pintu masuk tidak begitu antri, karena masih pagi.

Petugas meminta kami menunjukan tiket yang memiliki qr code untuk discan di pintu masuk. Saya, Istri, Anak secara bergantian masuk.

Setelah masuk, langsung kami berjalan menyusuri taman-taman hijau yang luas menuju ke Candi Prambanan.

Area taman menuju Candi utama ini juga sangat menarik. Rapih, hijau dan rindang. Kemudian semakin mendekati area candi, semakin terlihat Candi Prambanan yang sangat megah itu. Putri saya semakin antusias. Dia sudah tanya ini, tanya itu, saya sampai pusing mau jawabnya.

Semakin dekat dengan Candi Prambanan, semakin banyak spot foto yang ikonik. Tempat fotonya gratis. Tapi ya harus sabar untuk antri. Tidak lama kok.

Saya sudah foto-foto saking exited-nya. Sampai putri saya ngeluh, karena diajak foto melulu.

Lalu saya sampailah di pelataran utama Candi Prambanan. Sekarang di Candi ini kita enggak bisa masuk ke dalam candinya. Dahulu saat saya masih sekolah MI, bisa masuk ke dalamnya. Tapi enggak apa-apa demi menjaga kelestarian peninggalan sejarah.

Kompleks Utama Candi Prambanan

Masih seperti dahulu, banyak reruntuhan atau puing candi yang mengelilingi Kompleks Utama Candi ini. Saya langsung berkeliling. Candi yang bernama asli Siwagrha atau Rumah Siwa ini memiliki kompleks yang sangat luas. Butuh tenaga banyak untuk mengelilinginya.

Di setiap candi ada keterangan nama candinya. Seperti Candi Apit, Candi Pathok, Candi Siwa dan lain-lain.

Oiya untuk kamu yang masih hanya mengetahui bahwa candi ini berkaitan erat dengan Roro Jonggrang, maka perlu kamu ketahui bahwa itu hanya kisah legenda. Sebenarnya candi ini yang memang sengaja dibangun untuk tempat beribadah.

Ada yang menarik yaitu ada monumen tentang gempa Yogyakarta tahun 2006. Ada salah satu candi yang atapnya jatuh akibat gempa tersebut. Tempat jatuhnya tersebut dibiarkan hingga sekarang dan diberi keterangan bahwa jatuhnya atap tersebut akibat gempa Yogyakarta tahun 2006.

Selesai berkeliling di kompleks utama. Saya melanjutkan untuk ke kompleks candi Sewu. Saya sedikit ragu sebenarnya untuk berjalan ke candi Sewu, soalnya jauh. Apalagi saya bawa anak-anak. Kasihan mereka.

Berkeliling dengan Mobil Golf

Candi Sewu - Candi Prambanan

Ketika keluar dari kompleks utama Candi Prambanan, saya melihat ada banner tentang penyewaan mobil golf bertenaga listrik tersebut. Awalnya saya mengabaikan pasti mahal, mengingat daya angkutnya yang besar.

Tapi setelah saya baca dengan teliti ternyata tiketnya perorangan. Per orang kalau tidak salah ingat adalah Rp20.000. Anak saya yant dua tahun masih gratis.

Selanjutnya, singkat cerita saya sudah di atas mobil golf. Ketika mulai berjalan rasanya seru. Ini pengalaman anak-anak saya naik mobil golf. Mereka terlihat sangat antusias.

Mobil bergerak perjalan menyusuri jalan yang sangat asri. Pemandangannya sangat memanjakan mata. Taman-taman dengan rumput yang terpotong rapih diselingi dengan pepohonan serta candi-candi kecil di sekitar kompleks Prambanan ini.

Ini seperti membawa saya pada masa lalu. Di era kerajaan-kerajaan di Jawa, dan di era alam Jawa masih sangat asri. Mirip seperti yang ada dalam sinetron-sinetron kolosal tahun 1990an akhir.

Selanjutnya kami melewati candi lumbung. Dari namanya sudah jelas merupakan tempat untuk menyimpan logistik atau bahan makanan. Seperti kebudayaan Jawa masa lalu pada umumnya yang meyimpan logistik untuk persiapan menghadapi musim paceklik.

Lalu ada juga candi bubrah. Candi ini seperti namanya, dulu merupakan candi utuh yang hancur lalu direkonstruksi kembali.

Selanjutnya ke Candi Sewu. Di Candi Sewu kami diberi kesempatan untuk turun selama 10 menit. Saya dan anak-anak langsung turun dan menuju Candi Sewu. Sama seperti candi Prambahan, kompleks candi ini juga terdiri dari banyak candi. Ada apit, pathok dan lainnya.

Di Candi Utama ternyata bisa dimasuki. Saya langsung mengajak anak-anak untuk memasuki candi, dan menelusuri dalam candinya. Seru banget. Mereka terus bertanya tentang candi ini. Saya jawab sebisanya saya. Untuk detailnya biar mereka cari sendiri nanti di internet.

Selesai dari itu, kami naik lagi ke mobil golf untuk menuju ke parkiran. Sebelum ke parkiran mobil, kami terlebih dahulu mampir ke pusat oleh-oleh. Ya sekedar untuk beli satu atau dua potong kaos untuk anak-anak.

Yuk ke Prambanan!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *