Goa Pindul, Sensasi Tubing di Bawah Tanah

Goa Pindul

Goa Pindul adalah tempat wisata yang terletak di Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat wisata yang terkenal dengan aktivitas tubing di dalam Goa. Dulu saat puncak liburan, orang yang ingin tubing sampai antri. Beruntungnya, saya sudah pernah merasakan sensasi mengarungi sungai bawah tanah di Goa Pindul ini.

Di suatu hari yang cerah, saya mendapat undangan untuk melaksanakan Employee Gathering dari HRD Kantor. Di kantor yang lama, hal-hal semacam ini memang HRD yang mengurusinya. Sejujurnya, sebagai Budak Korporat, ya Employee Gathering adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu.

Tempat Wisata Tubing di Gunung Kidul

Menurut website resminya, Goa ini terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Memang, daerah ini sedang bergeliat tempat wisatanya dan menjadi andalan mata pencaharian sebagian besar warganya.

Lebih lanjut, warga yang kreatif, mengemas tempat wisata serta kekuatan internet menjadi trigger kemajuan pariwisata di Gunung Kidul. Sebenarnya banyak tempat yang harus kamu kunjungi ketika di Gunung Kidul, namun kali ini saya hanya akan membahas Goa Pindul saja.

Pengalaman Perjalanan Tubing ke Goa Pindul

Perjalanan saya mulai di pagi hari. Saya ingat waktu itu saya di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta. Saya membawa tas ransel yang isinya pakaian dan beberapa peralatan tempur seperti kamera. Terus terang, waktu itu saya adalah petugas dokumentasi, hampir di setiap acara kantor saya membawa kamera.

Walaupun tujuan saya dan kawan-kawan ke Yogyakarta, ternyata pesawat yang saya tumpangi justru mendarat di Bandara Adi Sumarmo Surakarta. Karena apa? Karena kita tidak punya uang. Hehehe. Jadi, itu sebenarnya untuk menyiasati dana yang minim, sehingga memilih untuk mendarat di Adi Sumarmo. Menghemat biaya tiket pesawat.

Saya tidak tahu, mungkin kebetulan saja, saat itu tiket ke Adi Sumarmo lebih murah dibandingkan dengan ke Adi Sucipto.

Perjalanan menuju ke Gua Pindul melewati hutan-hutan jati, mirip dengan kota asal saya di Tuban. Tanahnya pun hampir mirip, berwarna agak kehitaman. Panasnya pun sama, lalu ada banyak gunung-gunung kapur, memang mirip sekali dengan alam Tuban.

Akhirnya saya pun sampai di tempat parkir Gua Pindul. Pas sampai sana, saya langsung makan siang. Setelah makan siang, saya menuju ke tempat tubingnya. Saya tidak tahu biayanya, karena sudah diatur oleh kantor. Petugas Tubingnya meminta saya untuk menggunakan jaket pelampung. Kemudian, saya diminta untuk membawa ban menuju ke mulut Gua Pindul.

Saran saya untuk menuju ke Gua Pindul gunakan alas kaki yang tidak mudah selip, sehingga tidak ada risiko jatuh karena terpeleset.

Pengalaman Tubing

Setelah berjuang menuju ke mulut Gua dengan membawa serta ban yang besar itu, akhirnya saya menaiki ban itu. Petugas Tubingnya menjelaskan, bahwa aktivitas tubing dilaksanakan dengan saling menggandeng antar ban. Kami membagi dua kelompok untuk tubing ini. Saya lupa berapa jumlahnya. Sepertinya antara lima hingga delapan orang per kelompok.

Lalu kami masuk ke Gua Pindul. Suasana segar dan dingin seketika menyergap. Suasana sunyi dan tenang pun tidak mau kalah mengikuti perjalanan tubing ini. Saya menikmati lukisan alam. Stalaktit yang menggantung indah, dengan tetesan kecilnya yang terkadang menimbulkan suara percikan air yang menenangkan.

Seolah tidak mau kalah, stalakmit juga menunjukkan pesonanya. Bagai tiang-tiang penyangga berukir yang menopang Gua. Semakin dalam, suasana gelap semakin menjadi. Ban saya melewati celah yang sempit di antara stalakmit dan stalaktit. Pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Puncaknya saya sampai di Cahaya Surga. Jadi ada lubang cahaya yang indah banget. Di sini saya diijinkan oleh guide untuk turun ke air. Tenang, aman kok, karena kita menggunakan APD berupa pelampung. Cahaya Surga ini amat indah, seperti tiang yang menyangga atap goa.

Lanjut naik ke ban lagi dan menuju ke pintu keluar Goa pindul. Ketika keluar, maka selesailah agenda tubing di dalam gua pindul. Tapi jangan beranjak dulu. Karena keluar dari mulut gua, saya disambut dengan kolam alami. Saya langsung nyebur saja. Air yang bersumber dari batuan kapur memang segar sekali.

Nah itu pengalaman saya selama di Gua Pindul, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *