Tahun Baru di Desa

Tahun Baru
Sumber : Tribun News

Malam ini adalah malam pergantian tahun. Bagi Kamu yang merayakan, tentu malam akan sangat indah. Gerlap-gerlip lampu perkotaan, jedar-jeder bunyi kembang api atau bahkan mungkin tidak sedikit yang dengar suara berisik knalpot brong yang memekakkan telinga itu. Itu perayaan tahun baru untuk kamu yang ada di perkotaan. Bagi orang desa beda lagi.

Orang desa sebenarnya baru-baru ini saja mengetahui atau beberapa ada yang mengikuti perayaan tahun baru dengan berangkat ke kota membawa motor berknalpot brong untuk show off. Alhamdulillahnya sih, Polisi sudah mulai perhatian dengan knalpot brong ini. Sejak beberapa tahun belakangan ini, kota-kota di Indonesia diadakan operasi untuk membatasi pergerakan massa berknalpot brong ini.

Pada zaman saya kecil dulu, orang desa saya enggak ada yang merayakan tahun baru. Kemudian pas remaja alias agak gedean dikit, di desa saya mulai ada orang yang merayakan tahun baru. Tapi perayaannya enggak kaya di kota yang dipenuhi pesta kembang api. Waktu itu di desa saya lagi banyak penghobi elektronik. Enggak anak lelaki kalau nggak mahir mainin solder dan timah.

Jadilah tahun baru kumpul-kumpul sambil dengerin house music semalam suntuk. Sebelum malam tahun baru datang. Kawan-kawan saya mulai menata sound system. Jangan harap seperti sound system gantung seperti sekarang. Dulu hanya menggunakan sound system yang diperkuat Amplifier rakitan dan subwofeer yang juga rakitan. Tapi suaranya bisa bikin kaki menari-nari.

Setelah sound system siap, lanjut cari logistik. Tidak seperti ditempat lain yang langsung beli snack dan kawan-kawan. Kami anak desa waktu itu enggak punya cukup duit untuk beli kaya gitu. Kalau beruntung Kami bisa dapet ayam potong. Di desa kami dulu banyak pengusaha ayam potong. Jadi mereka biasanya menyumbang untuk makan-makan pas tahun baru. Kalau enggak ya makan rengginang-rengginang atau kripik-kripikan bikinan orang rumah. :-D

Pas malam datang, semua orang-orang, rata-rata anak muda laki-laki sih yang datang. Wanita di desa pemalu, jadi tabu rasanya menghadiri acara-acara kaya gini. Ini jaman dulu lho ya, ndak tahu kalau sekarang. Setelah ngumpul ya cuma nyetel house music kemudian makan-makan deh. Kalau pas dapet ayam ya mulai masak ayamnya. Bisa dikare atau disate.

Ya udah ngumpul deh sampai pagi. Setelah pagi sekira jam 1 malam gitu, mulai pada pulang dan tidur. Besok kerja lagi, bagi yang kerja. Kalau buat orang kaya saya yang saat itu belum kerja ya saatnya tidur. Nah itulah perayaan tahun baru di desa. Bro jangan gunakan tahun baru untuk melanggar ketertiban masyarakat, ya. Jangan gunakan knalpot brong yang berisik itu, hawong motornya kan ya masih minta sama orang tua. Masak ndak inget mereka sampai rela menjual sapinya untuk nurutin sampeyan supaya bisa naik motor, hakok malah sampeyan protoli.

Yawes gitu aja, selamat tahun baru 2017, semoga di tahun baru ini masyarakat desa tidak distigma sebagai warga kelas tiga. Kita juga sama dengan warga negara Indonesia yang lain. Habisnya saya kesel, di Indonesia orang desa selalu dianggap orang yang terbelakang, gampang ditipu dan lain-lain, bahkan lebih kejamnya, orang desa kadang dianggap primitif. Padahal lho di desa itu gak suka tawuran. Coba bandingkan angka tawuran di kota besar sama di desa banyakan mana dalam periode yang sama.

Sekali lagi Selamat Tahun Baru ya, Bro Sis semua, sukses! Amiin Ya Rabbal Alamin :-D

Tinggalkan Balasan ke Kang Rudi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 Komentar

  1. saya tahun baru sejak kecil selalu kumpul keluarga besar, selalu nggak pernah absen, dan sibuk nostalgia :D

    1. Mas Rey iki nang kono maeng ngomong ojo muleh. Lha nang kene kok berharap bisa berkumpul saat tahun baru nanti.
      Plin plan. Haahaha

  2. Saya lebih suka menikmati malam pergantian tahun di desa mas. . Lebih tenang jd bisa introspeksi diri. Kaya skrng ini, jam segini rumah sudah sepi. Ayah ibu juga sudah tdur. Tinggal sendiri ini jd bw bw deh ? salam kenall. .

    1. Hehehe… Iya desa memang selalu menyenangkan, beda sama stigma di TV-TV yg selalu memosisikan orang desa sbg orang yg gak tau apa-apa.