Minuman Khas Tuban yang Segar, Ya Legen!

Minuman Khas Tuban, Legen. Terbuat dari air nira yang disadap dari bunga pohon siwalan atau lontar.

Minuman khas Tuban adalah legen yang berasal dari air nira yang disadap dari bunga pohon lontar. Di Tuban, pohon Lontar di Tuban disebut pohon Bogor atau juga Siwalan. Dari pohon Bogor inilah Legen disadap.

Pohon bogor yang merupakan asal dari minuman khas Tuban ini banyak sekali tumbuh di Tuban. Pohon ini berukuran besar-besar. Berwarna kecoklatan pada batang pohonnya dan berdaun hijau seperti kelapa. Pohonnya juga tinggi menjulang.

Pohon Siwalan atau Pohon Lontar

Di dunia internasional pohon ini disebut Asian Palmyra Palm. Ditemukan juga tumbuh di negara lain seperti Bangladesh, Kamboja, Laos dan lain-lain.

Di Indonesia sendiri persebarannya juga hampir merata. Di Nusa Tenggara Timur, daun pohon Bogor atau Siwalan ini digunakan sebagai bahan dasar alat musik tradisional. Di Tuban, pohon bogor ini selain diambil legennya, juga diambil buahnya yang terkenal dengan sebutan Ental.

Buahnya bulat berkulit sabut seperti kelapa di luarnya, ada daging kenyal seperti Nata dan ada air yang manis tapi sedikit. Oiya warna buahnya kecokelatan gelap dan berkulit halus. Buah Ental ini pun jadi kuliner khas Tuban.

Satu lagi pemanfaatan pohon bogor atau Siwalan di Tuban, yaitu daunnya yang bernama lontar dipakai untuk ketupat dan topi, mungkin dimanfaatkan juga untuk hal lain tapi saya yang nggak tahu.

Bacaan Lainnya

Ketupat lontar di Tuban hadir setidaknya dua kali setahun, yaitu saat peringatan Nisfu Syakban atau tanggal 15 Syakban pada penanggalan hijriah dan satu pekan setelah lebaran atau di Tuban disebut riyoyo.

Terakhir, pemanfaatan pohon bogor adalah untuk inspirasi desain batik khas Tuban. Kalau kalian perhatikan batik khas Tuban tidak akan ketinggalan memasukkan unsur dari pohon bogor.

Legen, Minuman Khas Tuban

Kembali ke Minuman Khas Tuban yang bernama Legen, dulu penyadapan legen dari bunga pohon Bogor dilakukan sore hari dengan menggantung wadah-wadah berupa tabung-tabung yang terbuat dari bambu, kalau sekarang sudah beberapa yang menggunakan wadah dari plastik.

Ketika pagi hari pemilik pohon akan mengambil hasil sadapannya lalu dinikmati dengan menuangkannya ke gelas yang lagi-lagi terbuat dari bambu atau disebut centak.

Centak adalah gelas bambu khas Tuban. Centak merupakan wadah yang khas untuk minum legen, minuman khas Tuban.

Sekarang ada banyak centak yang bisa dibuat oleh-oleh Tuban yang disebut ongkek. Ongkek adalah satu set miniatur centak, tabung bambu yang panjang serta pikulan, yang dulu digunakan oleh orang Tuban untuk menjajakan Legen ini.

Pada bulan puasa orang-orang Tuban akan memburu minuman khas Tuban ini sebagai menu buka puasa. Penjual-penjual legen pun banyak bertebaran seantero Tuban untuk menjajakan minuman khas Tuban ini. Dapat dipastikan juga semuanya laris manis habis diborong para pemburu nikmat dari Legen. Tidak heran, pasokan memang terbatas.

Walaupun pohon bogor banyak tumbuh, namun air sari bunganya terbatas. Hal itu menyebabkan pasokan legen juga terbatas. Sehingga pantas saja semuanya berlomba mendapatkannya. Meskipun terbatas tapi toh harga minuman khas Tuban ini tetap terjangkau oleh berbagai kalangan di Tuban.

Rasa Legen, Minuman Khas Tuban

Terus bagaimana sih rasanya legen ini? Begini rasanya manis dengan aroma yang khas. Jika masih baru turun dari pohon ada sensasi seperti soda tapi dengan intensitas yang rendah. Walaupun manis, tapi tidak seperti manisnya tebu yang bikin haus.

Teksturnya juga sedikit kental tapi tidak sekental Sirup yang selalu muncul iklannya saat Ramadan tiba. Kemudian legen ini tidak tahan lama.

Menurut salah satu penjual legen di Facebook Kasmito Ali Rohman asal Sugiharjo, dalam waktu 4 jam legen akan berubah rasanya, kalau direbus bisa tahan sampai 10 jam.

Jadi kalau beli legen pastikan yang belum basi ya dan langsung dihabiskan jangan disimpan-simpan nanti malah nggak keminum. Beberapa saat lalu memang ada minuman legen yang disajikan dalam kaleng yang diklaim lebih awet. Tapi entah kok tidak ada kabar lagi.

Konon selain nikmat dikonsumsi saat buka puasa, legen juga nikmat sekali ketika dinikmati pagi hari. Ya ini efek dari tadi yang saya bilang, di kedua waktu itu para penyadap legen mengambil hasil sadapannya. Jadi masih Fresh.

Penjualan legen biasanya dengan membuka lapak dipinggir jalan, kalau kamu sedang berjalan-jalan dan melalui Tuban akan dengan mudah kok menemukannya.

Memasuki bulan ramadan biasanya banyak juga yang berkeliling, jualan online via Facebook dan tentu saja yang paling pas ya datangi saja penyadapnya hitung-hitung sebagai sarana rekreasi melihat-lihat kebun pohon bogor. Yuk ke Tuban!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *