Liburan ke Kepulauan Seribu, Yuk ke Pulau Pari

Tempat Me Time Saya di Pantai Perawan
Tempat Me Time Saya di Pantai Perawan

Beberapa waktu terakhir saya memang pengen nyantai di pantai, kebetulan ada ajakan untuk ke Pantai Perawan di Pulau Pari. Tepatnya bukan ajakan sih, tapi keharusan. Hawong ini acara gathering kantor. Gathering kantor saya kali ini agak berbeda dengan acara gathering pada umumnya yang menggunakan jasa EO kemudian diisi dengan berbagai kegiatan outbond yang terencana dan penuh makna, tsaaaah. Gathering kantor saya kali ini pake konsep travelling.

Jadi ya udah panitia cuma nyediain transportasi, konsumsi dan tiket untuk nyantai di pantai. Saya berangkat dari Marina untuk menuju ke Pulau Pari. Pakai kapal boat yang keren jaya itu. Dari Marina Saya naik kapal yang nomor 2, kebetulan kantor saya pakai 3 kapal. Kapal umum sih, cuma karena hari Jumat jadinya ya endak banyak penumpang umum yang ikut.

Saya sebenernya pengen naik diatas biar keren, tapi penuh. Yawes akhirnya dibawah saja. Kalau dibawah kurang leluasa mandangin laut. Tapi ya ndak apa-apa yang penting keangkut. Kapal perlahan berlayar meninggalkan dermaga. Awalnya pelan-pelan terus mulai ngegas mesin kapalnya. Sampailah di tengah laut. Duh jadi kangen banget sama laut. Ombaknya, angin kencangnya yang kadang bercampur garam dan pasir, duh.

Setelah berlayar sekitar 1 jam, kapal merapat ke dermaga Pulau Pari. Pas turun, Ya Allah keren banget ini pulau. Keren karena saking kangennya saya sama laut sih sebenernya. Saya turun dari kapal, lalu jalan sesuai petunjuk dari panitia. Saya menuju pantai perawan. Agak jauh sih jalannya, kata orang-orang warga pulau, jarak antara dermaga dan pantai perawan sekitar 1 KM. Lumayan kalau jalan kaki. Tapi tenang pemandangan pulau gak bakal bikin Kamu capek.

Berjalan santai sambil kadang ngobrol dengan beberapa temen kantor, yang justru ketika di kantor jarang ngobrol. Hawong beda lantai dan pada sibuk. Enggak berasa udah ada tulisan selamat datang di pantai perawan. Pas masuk gerbang. Masya Allah ini tempat luar biasa. Pantai pasir yang putih, lembut, ditambah air laut yang bening. Kemudian ada gasebo-gasebo dan ada kaya semacam pulau gitu yang kalau pasang tenggelem.

Terus enaknya, sama panitia udah disediain kelapa muda. Jadilah saya mlipir bawa satu butir kelapa siap santap itu ke pinggir pantai. Rasanya mantab. Menikmati sedotan kelapa muda ditemani pemandangan yang keren jaya. Selepas itu Saya langsung dikasih kupon sama panitia. Kupon ini untuk permainan Snorkeling dan Banana Boat. Tapi saya masih pengen menikmati me time di pinggir pantai ini. Sambil liatin temen-temen yang mulai main kano.

Tempat Main Kano
Tempat Main Kano

Puas me time, saya ikut orang-orang yang mau Snorkeling. Saya ganti baju dulu, pake celana pendek supaya lebih leluasa bergerak. Kata Guidenya, untuk snorkeling harus kembali ke dermaga lagi. Karena harus nyari spot yang bagus. Sampai di dermaga, saya diarahkan untuk memakai kaca mata dan snorkel. Gunanya untuk melindungi mata dan membantu pernapasan saat berada di dalam laut, walaupun dangkal, sih. Selain itu diarahkan untuk menggunakan pelampung.

Semua sudah saya pakai, tapi kok rasanya masih kurang. Ternyata saya ndak dikasih kaki katak. Saya tanya ke Mas Snorkelingnya, “Mas kok ndak dikasih kaki katak?” terus Masnya njawab “Sekarang hanya guidenya yang boleh, Pak” Duh saya dipanggil Pak. Kemudian belum puas saya tanya lagi “Kan aman Pak kalau pakai kaki katak?”. Si Masnya jawab lagi “Kaki Bapak aman, tapi karangnya yang enggak aman, kalau pakai kaki katak, Bapak akan dengan mudah menginjak karang dan akan merusaknya” Terang Masnya dengan panjang. Iya benar juga.

Ya sudah hajar aja walopun tanpa kaki katak. Kapal yang membawa saya dan rekan-rekan lain pun merapat ke dermaga, saya naik ke kapal yang cukup besar. Setelah itu kapal mulai perlahan meninggalkan dermaga. Kapal terus bergerak di tengah ombak yang agak tinggi. Semakin lama kok ombaknya kok semakin tinggi. Perasaan saya udah mulai nggak enak “Wah kayanya akan nggak seru neh snorkelingnya” Batin saya. Tiba-tiba kapal berhenti kemudian mulai lempar sauh ke laut. “Nah ini saatnya…” Pikir saya.

Mas snorkelingnya bilang “Ayo kita turun di sini, tapi hati-hati ombak besar”. Saya yang sudah pernah snorkling pun dengan mantab loncat ke laut, Byurrrr….. Dan Mak jegagig itu air laut asin banget. Hahahaha. Yaiyalah hawong air laut. Kemudian saya mencoba berenang. Lho kok semakin menjauh. Haduh…. efek ombak besar sama nggak pakai kata katak ini. Jadi ndak bisa cepet renangnya kalah sama ombak. Dengan susah payah akhirnya saya putuskan kembali lagi ke kapal.

Ketika sampai atas kapal lihat temen-temen yang lain baru pada nyebur. Ah saya kayanya harus nyebur lagi. Sekali lagi saya nyebur dan tetap saya nggak bisa ngimbangi ombaknya. Beberapa temen sudah mulai keliatan kecapekan dan kembali ke kapal. Sayapun akhirnya menyerah dan kembali ke dalam kapal. Yah inilah akhir snorkeling saya. Walaupun kurang memuaskan karena pas ombaknya besar. Kalau pas tenang sih keren banget, soalnya saya pernah sebelumnya.

Saya dan rombongan kembali ke kapal dan menuju ke dermaga. Setelah nyampe bandara kami melaksanakan Sholat Jumat, di pulau ini terdapat masjid yang besar untuk ibadah. Jadi jangan khawatir. Setelah selesai Sholat Jumat, saya makan siang. Menunya Rajungan dan Ikan Bakar. Duh jadi inget kampung halaman kalau ketemu rajungan. Selesai itu saya kembali me time. Tepatnya sih ngelamun di pinggir pantai. Lha gimana punya temen tiga yang satu pacaran yang dua lagi godain bule. Hahaha.

Setelah puas ngelamun pinggir pantai, eh ada yang ngajakin maen voly. Wah hayuk kalau mau Voly mah. Maen voly ternyata seru juga. Udah lama saya ndak main Voly. Setelah maen Voly ada yang ngajakin Main Banana Boat, yah padahal badan udah capek gara-gara renang melawan ombak. Hehehe. Yawes akhirnya ngelamun lagi sambil menikmati semilir angin sore di pulau ini. Akhirnya kami dikumpulkan panitia untuk berkumpul dan bersiap kembali ke Jakarta. Kapal pun bergerak dan liburan pun berakhir.

Tulisan ini menarik? Dukung kami untuk selalu memberikan konten yang menarik dengan terus membaca tulisan di Blog ini dan klik Daftar isi untuk membaca tulisan menarik lainnya.

Tinggalkan Balasan ke Kang Rudi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

32 Komentar

  1. Been there! Dua tahun lalu camping di tepi pantai perawan. Meski camping tp rame beud krn banyak warung di situ dan nyetel dangdutan sepanjang malam, haha!
    Pagi-pagi buka tenda, dan sunrise di Pari…indah sekali!

  2. Ngeliat kepulauan seribu cuma dari atas pesawat, hehehe. Itu nama pantainya unik juga ya Kang. Mungkin saat iitu belum tersentuh. Saya penasaran sama kalimat si masnya “Sekarang hanya guidenya yang boleh” apa ada historynya gitu, ada yang nginjak karang. Mungkin aja kali ya.