Geliat Blogger Tuban di Tengah Gempuran Media Sosial

lifestyle ngeblog
lifestyle ngeblog

Siang yang redup di Kabupaten Tuban, cuaca yang sedikit anomali, karena Kabupaten Tuban biasanya didominasi oleh cuaca cerah dengan langit yang biru dan awan putih tipis. Di sudut kota sedang berkumpul puluhan orang berbaju merah marun khas Blogger Tuban. Mereka mengadakan kopdar ketiga setelah sebelumnya diawali dengan berbagai rencana di group WA mereka.

Blogger Tuban rupanya sedang bangkit setelah sekian lama mati suri tanpa aktivitas yang signifikan. Blogger Tuban sebenarnya telah lama berdiri dan silih berganti pengurus, hingga akhirnya mati suri pada paruh dekade 2010an. Ini terlihat dari semakin banyaknya spam yang membanjiri group Facebook Blogger Tuban. Hingga akhirnya beberapa blogger yang tersisa berusaha menghimpun diri dalam group WA Blogger Tuban. Dari group WA ini lalu terbentuk kepengurusan.

Sekumpulan pemuda yang terhimpun dalam Blogger Tuban sekarang menghadapi tantangan baru yaitu gempuran media sosial. Di Tuban memang sedang gandrung media sosial khususnya facebook. Seperti yang saya ungkap di tulisan sebelumnya bahwa facebook ternyata malah menyuburkan tradisi tutur dengan media baru. Jika budaya tutur hanya memberikan tulisan singkat tanpa pendalaman maka aktivitas ngeblog justru mengharuskan penulis memikirkan pendalaman sebuah fakta.

Contoh paling sederhana ada tempat wisata baru. Foto dan lokasi sudah berserak di media sosial. Bahkan beredar jauh sebelum seorang blogger selesai memfoto lokasi. Seorang blogger sekarang tidak bisa hanya mengandalkan informasi cepat karena itu sudah “diambil alih” oleh pegiat media sosial. Blogger harus mengambil peran memberi pendalaman informasi agar orang tidak salah faham dengan News Flash ala Media sosial yang sudah kadung beredar.

Pada tahun 1990an, aktivitas ngeblog memang hanyalah aktivitas mengumpulkan link dari internet lalu memberinya komentar atau opini. Istilah populernya adalah diary online. Kemudian berkembang menjadi sumber informasi alternatif selain media mainstream. Informasi yang beredar umumnya ya seperti status facebook saat ini.

Blogger Tuban  sudah beberapa kali melakukan campaign. Campaign pertama soal Tuban Anti Hoax, yang secara masif memberikan himbauan kepada warganet Tuban untuk menghindari hoax. Campaign kedua soal kuliner Tuban yang diharapkan dapat mengangkat potensi kuliner di Tuban. Terakhir yaitu campaign soal wisata sendang asmoro di Ngino Semanding.

Di Campaign terakhir memberi pengaruh positif untuk pengelolaan wisata berbasis masyarakat di Kabupaten Tuban. Seperti yang diungkap di paragraf awal tadi, jika netizen banyak menshare mengenai foto dan lokasi tempat wisata, Blogger Tuban lebih dari itu. Blogger Tuban menggali fakta lainnya seperti siapa penggagasnya, naik apa ke sana, sampa kiritik dan saran kepada pengelola juga disampaikan dengan terstruktur. Sehingga dapat melengkapi informasi yang sebelumnya sudah beredar.

Sayangnya Blogger Tuban melewatkan peristiwa yang dapat menjadi momentum peran blogger Tuban. Yaitu peristiwa Patung Pahlawan Tiongkok yang ada di Kelenteng Tuban. Blogger Tuban jutru diam tidak ada yang menerbitkan tulisan tentang peristiwa itu. Tetapi Blogger Tuban tidak sendirian, netizen di Tuban juga kompak mengambil sikap “cuek”. Secara mengejutkan ternyata nyueki itu justru ampuh menangkal hoax dan berita bernuansa negatif.

Kedepan Blogger Tuban harus mengambil peran untuk meningkatkan literasi internet. “Salah satu bentuk literasi pada zaman modern ini adalah kemampuan dan kemauan untuk mencari rujukan di internet sebelum bertanya atau berkomentar.” Ujar Ivan Lanin melalui akun twitter pribadinya.

Mari jadikan ngeblog sebagai lifestyle demi menyelamatkan literasi digital di tengah gempuran informasi instan dan singkat ala media sosial.

Tulisan ini menarik? Dukung kami untuk selalu memberikan konten yang menarik dengan terus membaca tulisan di Blog ini dan klik Daftar isi untuk membaca tulisan menarik lainnya.

Tinggalkan Balasan ke Kang Rudi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 Komentar

  1. blogger makin banyak. malah bagus.. karena InsyaAllah bakalan makin banyak berita baik tersebar. semoga banyak yang baca… apalagi blogger2 lokal… aih…

    semangatt